Kamis, 18 Desember 2014

MATERI AKM : EBIT



Kas Kecil (Petty Cash)
Dalam perusahaan, transaksi pengeluaran uang begitu banyak. Ada pengeluaran uang yang jumlahnya relatife kecil dan ada pula pengeluaran yang jumlahnya relatife besar. Uang tunai yang di sediakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatife kecil di sebut Kas Kecil atau Petty Cash. Contohnya membeli perlengkapan seperti alat tulis, materai dan sebagainya.
Uang tunai tersebut di serahkan kepada kasir kas kecil dan ia bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran yang jumlahnya relatif kecil. Apabila uang yang ada di kasir kas kecil sudah mencapai batas minimum, maka kasir kas kecil mengajukan permintaan penggantian dengan melampirkan bukti pengeluaran kas kecil dan buku kas kecil.
Sebelum di bentuk kas kecil, terlebih dahulu harus menentukan jumlah uang tunai yang di butuhkan oleh kas kecil selama periode tertentu misalnya satu bulan.
Ada dua metode untuk membukukan kas kecil yaitu :
1.      Metode Dana Tetap (Imprest Method)
Kasir kas kecil menerima uang tunai dan melaksanakan pembayaran sesuai ketentuan yang telah di tetapkan. Jika sisa uang sudah mencapai batas minimum kasir mengajukan permohonan untuk memperoleh penggantian dengan memperlihatkan bukti pengeluaran kas kecil. Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula.
2.      Metode Fluktuasi (Fluktuation Method)
Perbedaan antara metode dana tetap dengan metode fluktuasi sebagai berikut:
  1. Dalam metode dana tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat jurnal sedangkan dalam metode fluktuasi pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas kecil di buat jurnal.
  2. Dalam metode dana tetap, Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode fluktuasi pengisian kembali tidak harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.
  3. Dalam metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam metode fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah (tidak tetap)



Pencatatan Penghapusan Piutang dalam akuntansi
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Nilai Piutang yang tercatat pada neraca menurut pernyataan standar akuntansi keuangan indonesia adalah sebesar jumlah piutang yang jatuh tempo dikurangi perkiraan jumlah yang tidak dapat ditagih. Untuk itu, perusahaan perlu membuat cadangan penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih. Ada dua macam metode pencatatan penghapusan piutang, yaitu metode langsung (direct write off method) dan metode tidak langsung(indirect write off method).
Metode Pencatatan Penghapusan Piutang
Metode langsung (direct write off method)
 Menurut metode langsung setiap piutang dagang yang telah ditetapkan untuk dihapuskan, langsung dibebankan di kolom debet pada akun beban kerugian piutang (bad debt expenses) dan kolom kredit pada akun piutang dagang. Pada metode ini, kerugian piutang dan penghapusan piutang terjadi bersamaan yaitu ketika debitur menyatakan atau dinyatakan tidak mampu membayar, dengan kata lain perusahaan akan melakukan pencatatan penghapusan piutang ketika debitur tidak mampu membayar utangnya. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penghapusan piutang menurut metode langsung adalah:

Beban Kerugian Piutang        xxx
            Piutang Dagang                      xxx

Contoh soal:
Pada tanggal 10 oktober 2011 debitur ABC Mempunyai utang sebesar 10.000.000 dan menyatakan tidak mampu membayar.

Berdasarkan contoh diatas maka, dapat dibuat jurnal penghapusan pitang sebagai berikut:
Beban Kerugian Piutang ABC        10.000.000
       Piutang Dagang ABC                            10.000.000

Apabila piutang yang sebelumnya sudah dihapuskan, namun kemungkinan akan dilunasi kembali maka akan dicatat oleh perusahaan dengan jurnal sebagai berikut:
Piutang Dagang            xxx
           Beban Kerugian Piutang        xxx

Contoh soal:
 Pada tanggal 3 februari 2012 debitur ABC menyatakan dapat melunasi utangnya pada tanggal 10 oktober 2011, karena usahanya berkembang kembali.
Berdasarkan contoh diatas maka perusahaan melakukan pencatatan dengan jurnal sebagai berikut:
 Piutang Dagang ABC          10.000.000
           Beban kerugian Piutang               10.000.000

Apabila Debitur yang bersangkutan melakukan pelunasan piutang secara tunai, maka dibuat jurnal sebagai berikut:
Kas        xxx
             Piutang Dagang    xxx
Contoh Soal
Pada tanggal 4 februari 2012 Debitur ABC melunasi utangnya secara tunai sebesar 10.000.000
Berdasarkan contoh soal tersebut maka, dibuat jurnal pelunasan piutang sebagai berikut:
Kas        10.000.000
    Piutang dagang ABC    10.000.000
Metode tidak Langsung (Indirect write off method)
Dalam metode ini, setiap  ahir tahun dilakukan penaksiran dari jumlah piutang dagang yang kemungkinan tidak dapat ditagih untuk dibentuk akun cadangan kerugian piutang, dengan mendebet beban kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang.

Beban Kerugian Piutang             xxx
            Cadangan Kerugian Piutang          xxx

Jika debitur menyatakan tidak dapat membayar piutang dan oleh perusahaan diadakan penghapusan, maka dilakukan pencatatan jurnal penghapusan piutang dengan mengurangkan cadangan yang sudah dibentuk, adapun jurnalnya adalah:
Cadangan Kerugian Piutang     xxx
                     Piutang dagang                       xxx

Jika debitur yang piutangnya sudah dihapuskan menyatakan bersedia melunasinya, maka rekening piutangnya akan diaktifkan kembali dengan jurnal sebagai berikut:
Piutang Dagang        xxx
          Cadangan Kerugian Piutang     xxx

Jika Debitur yang piutangnya sudah dihapuskan, melunasinya utangnya, maka dibuat jurnal sebagai berikut:
Kas        xxx
           Piutang Dagang    xxx

Demikianlah pembahasan pencatatan penghapusan piutang dengan metode langsung dan metode tidak langsung, untuk meringkas  perbedaan diantara kedua metode tersebut pahamilah tabel berikut ini:



Deskripsi Piutang Wesel (Notes Receivable)
Piutang Wesel dalam Akuntansi diartikan sebagai  janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah tertentu pada tanggal tertentu. Wesel dibedakan menjadi dua macam yaitu wesel berbungga dan wesel tidak berbungga. Wesel berbungga adalah wesel yang mempunyai tingkat bunga yang sudah ditetapkan sedangkan wesel tanpa bunga adalah wesel yang bunganya sudah termasuk di dalam jumlah nominalnya, sehingga bunga tidak dinyatakan secara eksplisit. Wesel dapat dijual kepada pihak lain, seperti bank, tetapi ada juga yang tidak bisa dijual. Kebutuhan kas segera dapat dipenuhi dengan  meminjam uang ke Bank atau lembaga lain dengan jaminan (mendiskontokan) wesel tagih. Pendiskontoan wesel akan dilakukan sebelum jatuh tempo. Untuk memperjelas tentang diskripsi piutang wesel perhatikan ilustrasi berikut ini: 
Pada tanggal 5 mei 2011, PD Suka makmur menjual barang dangan secara kredit kepada toko Aulia Rp 2.500.000 yang harus dilunasi tanggal 5 Juni 2011. Tanggal 15 Mei 2011 PD Suka Makmur memerlukan uang, maka untuk memenuhi kebutuhannya tersebut dibuat surat kepada toko Aulia seperti berikut ini :
Dalam kasus diatas, jika yang membuat perjanjian tersebut toko Aulia, maka dinamakan Promes.
Contoh Promes:

Keterangan:
a. Tanggal 15 Mei 2011 disebut tanggal penaikan wesel
b. Tanggal 5 Juni 2011 disebut tanggal jatuh tempo
c. PD Suka Makmur dinamakan penarik wesel
d. Toko Aulia, yang mempunyai kewajiban membayar disebut Akseptor.
e. Jika wesel didiskontokan ke Bank, maka bank disebut pemegang wesel.

Baik wesel maupun promes, setelah ditandatangani dan di aksep (diterima) oleh pembuatna, dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atau diperjual belikan. Pada wesel maupun promes, bagi yang berpiutang (kreditur) dicatat dalam rekening piutang wesel ( notes Receivable) sedangkan bagi yang berutang (debitur) dicatat dalam rekening utang wesel (notes payable)
Pencatatan Piutang wesel sesuai prosedur Akuntansi
Piutang wesel akan dicatat sebesar  nilai sekarang (present value) dari arus kas masa depan yang diharapkan diterima. Nilai sekarang wesel jangka pendek umumnya tidak berbeda dengan nilai jatuh temponya (jika ada selisih jumlahnya tidak material), sehingga untuk wesel jangka pendek umumnya akan dicatat sebesar nilai nominalnya. Piutang wesel jangka panjang dinilai sekarang atau lebih awal dengan tingkat bunga pasar yang berlaku pada saat wesel diterbitkan. jika tingkat bunga yang ditetapkan untuk piutang wesel sama dengan tingkat bunga pasar, maka wesel tersebut terjual sebesar nilai nominalnya, tetapi jika tingkat bunga wesel yang ditetapkan tidak sama dengan tingkat bunga pasar, maka piutang wesel tersebut akan terjual dengan nilai yang berbeda dengan nilai nominalnya. Perbedaan antara nilai nominal dengan nilai sekarang arus kas yang diterima disebut agio atau disagio.




Metode Penentuan kerugian piutang
Penentuan kerugian piutang dapat dilakukan dengan menerapkam tiga metode yaitu sebagai berikut:
Penentuan taksiran kerugian piutang berdasarkan jumlah penjualan( pendekatan laba-rugi)
Kerugian piutng dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Mengingat bahwa timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan kredit, maka sebaiknya kerugian piutang dihitung berdasarkan penjualan kredit. Tetapi pada praktiknya, dapat pula dihitung dari jumlah penjualan kredit maupun tunai (penjualan bersih). Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan selama periode yang bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan mempertimbangkan kemungkinan di masa yang akan datang.

Contoh soal:
Pada buku besar PD Ingin jaya tanggal 31 desember 2011 terdapat akun sebagai berikut:
112      Piutang dagang                          saldo            Rp     250.000.000
112.1   Cadangan kerugian piutang,      saldo kredit  Rp      2.000.000
411      Penjualan                                   saldo             Rp 1.500.000.000

Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 0,5% dari total penjualan.Berapa taksiran kerugian piutang? dan bagaimana jurnal yang dibuat?

Pembahasan:
Berdasarkan data tersebut, besarnya taksiran kerugian piutang yaitu:
0,5% x 1.500.000.000 = 7.500.000
Jurnal yang dibuat tanggal 31 desember 2011 (jurnal penyesuaian) adalah sebagai berikut:
Beban Kerugian Piutang        7.500.000
    Cadangan Kerugian Piutang    7.500.000

Pada buku besar akun cadangan kerugian piutang, akan tampak seperti dibawah ini:
Penentuan Taksiran kerugian piutang berdasarkan saldo piutang (Pendekatan Neraca)
Kerugian piutang dihitung berdasarkan saldo piutang dengan cara menyisihkan piutang tak tertagih/cadangan:
1. dinaikan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
2. Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang
3. Dihitung berdasarkan analisis umur piutang

Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar jumlahnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut:

a) Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui  taksiran dan dibandingkan ( matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan.

b) Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.

c) Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang  dan mengkredit rekening piutang dagang  pada saat suatu piutang  dihapus dari pembukuan.

d) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.

e) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.

Contoh soal:
(Jika cadangan kerugian piutang bersaldo kredit)

Pada buku besar PD Latanza tanggal 31 Desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112      Piutang dagang          250.000.000
112.1   Cadangan Kerugian piutang, saldo kredit   2000.000

Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000          =   5000.000
Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang            =   2000.000 -
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011    =   3000.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang        3000.000
      Cadangan Kerugian Piutang        3000.000

Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:

Contoh soal:
(Jika cadangan kerugian piutang bersaldo debet)

Pada buku besar PD latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112    Piutang dagang                  250.000.000
112.1   Cadangan Kerugian piutang, saldo debet     2000.000

Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:

Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000           = 5000.000
Saldo debet akun cadangan kerugian piutang              = 2000.000 +
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011     = 7.000.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang        7000.000
      Cadangan Kerugian Piutang        7000.000

Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:

Penentuan taksiran Kerugian Piutang berdasarkan analisis umur piutang
Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang telah jatuh  tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lamanya tunggakan. Berdasarkan persentase taksiran kerugian piutang  ditetapkan berdasarkaniap usia tiap kelompok.

Contoh:
Pada Buku Besar PD Latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112      Piutang dagang                              250.000.000
112.1   Cadangan Kerugian piutang            2000.000

Rincian Nama Debitur adalah sebagai berikut:
Toko mataram   Jumlah 61.000.000        Tanggal jatuh tempo  15 November 2011
Toko Thamrin    Jumlah 64.000.000        Tanggal Jatuh Tempo  10 Oktober 2011
Toko Damai        Jumlah 63.000.000        Tanggal jatuh tempo 25 Desember 2011
Toko Lancar       Jumlah 62.000.000        Tanggal Jatuh Tempo 4 Januari 2011

Persentase kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut:
Kelompok Piutang                           Persentase kerugian
Belum Jatuh tempo                                  2%
Lewat Jatuh tempo 1-30 hari                 5%
Lewat Jatuh tempo 31-60 hari              10%
Lewat Jatuh tempo 61-90 hari              15%
Lewat Jatuh tempo > 90 hari                20%

Berdasarkan data tersebut dibuat analisis umur piutang sebagai berikut:



Berdasarkan analisis umur Piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun 2011 sebagai berikut:


Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang              = 29.490.000
Cadangan Kerugian piutang            =  2.000.000-
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011  = 27.490.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2011

Beban Kerugian Piutang        27.490.000
      Cadangan Kerugian Piutang        27.490.000

Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:


Perhitungan dan Pencatatan Diskonto Piutang Wesel
erhitungan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Rumus:
Diskonto                        = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto    = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo     = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima  = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel tanpa bunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih

Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!

Perhitungan:
Nilai jatuh tempo    = Rp 300.000
Periode diskonto     = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto                   = 300.000 x 10% x 36/360
                                   = Rp 3000
Uang yang diterima  = Rp 300.000 - Rp 3000
                                      = Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas                     Rp 297.000
Biaya Bunga     Rp 3000
        Piutang Wesel           Rp 300.000
Perhitungan diskonto piutang wesel berbunga
Rumus:
Diskonto                      = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto   = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo    = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel berbunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih 
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih

Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo  = Nilai Nominal + Bunga
                                 = 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
                                 = Rp 306.000
Periode diskonto  = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto               = 306.000 x 10% x 36/360
                               = Rp 3060
Uang yang diterima   = Rp 360.000 - Rp 3060
                                      = Rp 302.940
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas           Rp 302.940
           Piutang Wesel           Rp 300.000
           Pendapatan Bunga    Rp   2.940

Perhitungan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Rumus:
Diskonto                        = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto    = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo     = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima  = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel tanpa bunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih

Contoh soal:

PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!

Perhitungan:

Nilai jatuh tempo    = Rp 300.000
Periode diskonto     = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto                   = 300.000 x 10% x 36/360
                                   = Rp 3000
Uang yang diterima  = Rp 300.000 - Rp 3000
                                      = Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas                     Rp 297.000
Biaya Bunga     Rp 3000
        Piutang Wesel           Rp 300.000
Perhitungan diskonto piutang wesel berbunga
Rumus:
Diskonto                      = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto   = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo    = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel berbunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih 
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih

Contoh soal:

PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo  = Nilai Nominal + Bunga
                                 = 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
                                 = Rp 306.000
Periode diskonto  = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto               = 306.000 x 10% x 36/360
                               = Rp 3060
Uang yang diterima   = Rp 360.000 - Rp 3060
                                      = Rp 302.940
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas           Rp 302.940
           Piutang Wesel           Rp 300.000
           Pendapatan Bunga    Rp   2.940
Perhitungan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Rumus:
Diskonto                        = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto    = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo     = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima  = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel tanpa bunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih

Contoh soal:

PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!

Perhitungan:

Nilai jatuh tempo    = Rp 300.000
Periode diskonto     = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto                   = 300.000 x 10% x 36/360
                                   = Rp 3000
Uang yang diterima  = Rp 300.000 - Rp 3000
                                      = Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas                     Rp 297.000
Biaya Bunga     Rp 3000
        Piutang Wesel           Rp 300.000
Perhitungan diskonto piutang wesel berbunga
Rumus:
Diskonto                      = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto   = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo    = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel berbunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih 
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih

Contoh soal:

PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo  = Nilai Nominal + Bunga
                                 = 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
                                 = Rp 306.000
Periode diskonto  = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto               = 306.000 x 10% x 36/360
                               = Rp 3060
Uang yang diterima   = Rp 360.000 - Rp 3060
                                      = Rp 302.940
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas           Rp 302.940
           Piutang Wesel           Rp 300.000
           Pendapatan Bunga    Rp   2.940


penyusunan rekonsiliasi bank dalam bentuk praktik yang dilustrasikan dengan kondisi yang memerlukan adanya proses rekonsiliasi bank. Jika anda ingin memahami proses penyusunan rekonsiliasi bank dengan benar, anda dapat membaca dan memahami ilustrasi berikut ini, setelah anda membaca ilustrasi soal, anda dapat membaca dan memahami pembahasan penyusunan rekonsiliasi bank yang terletak dibawah ilustrasi tersebut. Berikut ini adalah ilustrasi soal:
Saldo Kas PT Prima sentosa menurut catatan buku besar kas per 31 Agustus 2011 adalah sebesar Rp 65. 200. 000 sedangkan menurut rekening koran yang diterima dari bank sebesar Rp 78.400.000, setelah diadakan pemeriksaan, penyebab perbedaan tersebut adalah:
1. Bank telah menagih piutang wesel perusahaan nominal Rp 13.000.000 bunga Rp 1000.000 dan Bank membebani biaya penagihan Rp 600.000
2. PT Prima sentosa tertanggal 30 Juli 2011 mengirim uang ke Bank Rp 6.000.000 belum tercatat dalam rekening koran.
3. Perusahaan menerima pelunasan piutang Rp 2.000.000 belum disetor ke Bank
4. Perusahaan menerima cek dari debitur sebagai pelunasan utangnya Rp 2.000.000. Cek tersebut disetor ke Bank, tetapi ditolak oleh bank karena tidak ada dananya.
5. Cek yang belum diuangkan Rp 12.000.000
6. Perusahaan mengeluarkan cek untuk mengisi kas kecil Rp 2.000.000 tetapi oleh bagian akuntansi dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
7. Bank memberi jasa giro sebesar Rp 1.500.000 dan membebankan biaya administrasi Rp 400.000 Suatu potongan PPh atas jasa giro Rp 300.000
8. Cek atas nama PT Aula sebesar Rp 3000.000 ternyata dicatat oleh bank sebagai pengurang saldo PT Prima Sentosa dalam rekening koran yang diterima PT Prima Sentosa.
9. PT Prima Sentosa mengeluarkan cek Rp 4.000.000 tetapi dicatat oleh bank dalam rekening PT Indomart, sehingga tidak muncul dalam rekening koran yang diterima oleh PT Prima Sentosa.

Diminta: Buatlah rekonsiliasi menurut saldo kas yang sebenarnya.
Pembahasan Rekonsiliasi Bank:
1. Hasil penagihan piutang wesel oleh bank RP 13.000.000 dengan bunga Rp 1000.000 dan beban penagihan Rp 600.000 belum dicatat perusahaan. Sehingga saldo kas perusahaan belum termasuk hasil penagihan RP 13.000.000 ditambah Rp 1000.000 dikurangi Rp 600.000, Oleh karena itu saldo kas perusahaan harus ditambah Rp 14.000.000 dan dikurangi Rp 600.000
2. Setoran dalam proses Rp 6000.000.Setoran ini belum diterima oleh bank saat penutupan rekening koran, sehingga saldo rekening koran harus ditambah sebesar Rp 6000.000
3. Kas belum disetor Rp 2000.000. Berarti saldo rekening koran belum Rp 2000.000, Sehingga saldo rekening koran harus ditambah sebesar Rp 2000.000
4. Cek kosong Rp 2000.000 . Cek yang disetor ke bank tidak ada dananya sehingga tidak menambah saldo rekening koran. Hal ini sudah menambah saldo rekening perusahaan, sehingga dalam rekonsiliasi bank, saldo perusahaan dikurangi Rp 2.000.000
5. Cek yang belum diuangkan Rp 12.000.000. Hal ini menunjukan saldo perusahaan sudah dikurangkan dengan pengeluaran cek, tetapi saldo rekening koran belum dikurangkan karena cek tersebut belum diuangkan. Sehingga dalam rekonsiliasi bank, saldo rekening koran dikurangi Rp 12.000.000
6. Pengeluaran cek senilai Rp 2000.000 untuk mengisi kas kecil salah dicatat dalam penerimaan kas. Hal ini seharusnya dicatat dalam pengeluaran kas Rp 2000.000 akan tetapi dalam catatan, kas bertambah Rp 2000.000 sehingga dalam pembetulan saldo kas catatan perusahaan harus dikurangi 2 kali dari pengeluaran yaitu sebesar Rp 4.000.000
7. Bank memberi jasa giro Rp 1.500.000 membebani biaya administrasi Rp 400.000 dan pajak penghasilan sebesar Rp 300.000. Artinya dalam rekening koran sudah termasuk penambahan Rp 1.200.000 dan pengurangan Rp 400.000. Jumlah ini belum tercatat dalam catatan perusahaan, sehingga dalam pembetulan catatan perusahaan harus ditambah Rp 1.200.000 dan dikurangi Rp 400.000.
8. Koreksi kesalahan Rp 3000.000. Cek atas nama PT Aula sebesar Rp 3000.000 dicatat sebagai pengurang dalam rekening koran PT Prima sentosa, sehingga dalam rekonsiliasi bank saldo rekening koran PT Prima sentosa ditambah Rp 3000.000
9. Koreksi kesalahan Rp 4000.000 cek atas nama PT Prima sentosa sebesar Rp 4000.000tidak dicatat dalam rekening koran PT Prima sentosa sehingga dalam rekonsiliasi bank saldo rekening koran PT Prima sentosa dikurangi Rp 4000.000

Berdasarkan analisis diatas, maka dapat dibuat rekonsiliasi bank menurut saldo kas yang sebenarnya sebagai berikut:
PT PRIMA SENTOSA
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Agustus 2011

Saldo menurut rekening koran per 31 Agustus 2011...................Rp 78.400.000
Ditanbah:
- Setoran kas dalam perjalanan.............Rp 6000.000
- Kas yang belum disetor .....................Rp 2000.000 
- Kesalahan pencatatan .......................Rp 3.000.000+

                                                                                                    Rp 11.000.000 +
Dikurangi:
- Cek yang masih beredar ..................Rp 12.000.000
- Kesalahan Pencatatan .....................Rp 4.000.000 +
                                                                                                   Rp 16.000.000 -
Saldo yang Benar.....................................................................Rp 73.400.000

Saldo menurut catatan perusahaan per 31 Agustus 2011..............Rp 65.200.000
Ditambah:
- Penerimaan Piutang .....................Rp 13.000.000
- Pendapatan Bunga .......................Rp 1.000.000
- Jasa Giro .....................................Rp 1.200.000 +
                                                                                                   Rp 15.200.000 +
                                                                                                   Rp 80.400.000
Dikurangi:
- Beban Penagihan ......................Rp 600.000
- Cek Kosong................................Rp 2.000.000
- Kesalahan Pencatatan................Rp 4.000.000
- Biaya Administrasi Bank............Rp 400.000 +
                                                                                                   Rp 7.000.000 -

Saldo yang Benar.....................................................................Rp 73.400.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar