Kas Kecil (Petty Cash)
Dalam perusahaan, transaksi
pengeluaran uang begitu banyak. Ada pengeluaran uang yang jumlahnya relatife
kecil dan ada pula pengeluaran yang jumlahnya relatife besar. Uang tunai yang
di sediakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatife kecil di sebut Kas Kecil
atau Petty Cash. Contohnya membeli perlengkapan seperti alat tulis,
materai dan sebagainya.
Uang tunai tersebut di serahkan
kepada kasir kas kecil dan ia bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran yang
jumlahnya relatif kecil. Apabila uang yang ada di kasir kas kecil sudah
mencapai batas minimum, maka kasir kas kecil mengajukan permintaan penggantian
dengan melampirkan bukti pengeluaran kas kecil dan buku kas kecil.
Sebelum di bentuk kas kecil,
terlebih dahulu harus menentukan jumlah uang tunai yang di butuhkan oleh kas
kecil selama periode tertentu misalnya satu bulan.
Ada dua metode untuk membukukan kas
kecil yaitu :
1.
Metode Dana Tetap (Imprest Method)
Kasir kas kecil menerima uang tunai
dan melaksanakan pembayaran sesuai ketentuan yang telah di tetapkan. Jika sisa
uang sudah mencapai batas minimum kasir mengajukan permohonan untuk memperoleh
penggantian dengan memperlihatkan bukti pengeluaran kas kecil. Besarnya
penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu
tetap seperti semula.
2.
Metode Fluktuasi (Fluktuation Method)
Perbedaan antara metode dana tetap
dengan metode fluktuasi sebagai berikut:
- Dalam metode dana tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat jurnal sedangkan dalam metode fluktuasi pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas kecil di buat jurnal.
- Dalam metode dana tetap, Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode fluktuasi pengisian kembali tidak harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.
- Dalam metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam metode fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah (tidak tetap)
Pencatatan Penghapusan Piutang
dalam akuntansi
بِسْــــــــــــــــمِ
اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Nilai Piutang yang tercatat pada neraca menurut pernyataan standar
akuntansi keuangan indonesia adalah sebesar jumlah piutang yang jatuh tempo
dikurangi perkiraan jumlah yang tidak dapat ditagih. Untuk itu, perusahaan
perlu membuat cadangan penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih. Ada
dua macam metode pencatatan penghapusan piutang, yaitu metode langsung
(direct write off method) dan metode tidak langsung(indirect write off method).
Metode Pencatatan Penghapusan
Piutang
Metode langsung (direct write off method)
Menurut metode langsung setiap
piutang dagang yang telah ditetapkan untuk dihapuskan, langsung dibebankan di
kolom debet pada akun beban kerugian piutang (bad debt expenses) dan kolom
kredit pada akun piutang dagang. Pada metode ini, kerugian piutang dan
penghapusan piutang terjadi bersamaan yaitu ketika debitur menyatakan atau
dinyatakan tidak mampu membayar, dengan kata lain perusahaan akan melakukan
pencatatan penghapusan piutang ketika debitur tidak mampu membayar utangnya.
Jurnal yang digunakan untuk mencatat penghapusan piutang menurut metode
langsung adalah:
Beban Kerugian Piutang xxx
Piutang
Dagang
xxx
Contoh soal:
Pada tanggal 10 oktober 2011 debitur ABC Mempunyai utang sebesar 10.000.000
dan menyatakan tidak mampu membayar.
Berdasarkan contoh diatas maka, dapat dibuat jurnal penghapusan pitang
sebagai berikut:
Beban Kerugian Piutang ABC 10.000.000
Piutang Dagang ABC
10.000.000
Apabila piutang yang sebelumnya sudah dihapuskan, namun kemungkinan akan
dilunasi kembali maka akan dicatat oleh perusahaan dengan jurnal sebagai
berikut:
Piutang Dagang xxx
Beban Kerugian
Piutang xxx
Contoh soal:
Pada tanggal 3 februari 2012 debitur ABC menyatakan dapat melunasi
utangnya pada tanggal 10 oktober 2011, karena usahanya berkembang kembali.
Berdasarkan contoh diatas maka perusahaan melakukan pencatatan dengan
jurnal sebagai berikut:
Piutang Dagang ABC
10.000.000
Beban kerugian
Piutang
10.000.000
Apabila Debitur yang bersangkutan melakukan pelunasan piutang secara tunai,
maka dibuat jurnal sebagai berikut:
Kas xxx
Piutang Dagang xxx
Contoh Soal
Pada tanggal 4 februari 2012 Debitur ABC melunasi utangnya secara tunai
sebesar 10.000.000
Berdasarkan contoh soal tersebut maka, dibuat jurnal pelunasan piutang
sebagai berikut:
Kas 10.000.000
Piutang dagang ABC 10.000.000
Metode tidak Langsung (Indirect write off method)
Dalam metode ini, setiap ahir tahun dilakukan penaksiran dari jumlah
piutang dagang yang kemungkinan tidak dapat ditagih untuk dibentuk akun
cadangan kerugian piutang, dengan mendebet beban kerugian piutang dan
mengkredit cadangan kerugian piutang.
Beban Kerugian Piutang
xxx
Cadangan Kerugian
Piutang xxx
Jika debitur menyatakan tidak dapat membayar piutang dan oleh perusahaan
diadakan penghapusan, maka dilakukan pencatatan jurnal penghapusan piutang
dengan mengurangkan cadangan yang sudah dibentuk, adapun jurnalnya adalah:
Cadangan Kerugian Piutang xxx
Piutang dagang
xxx
Jika debitur yang piutangnya sudah dihapuskan menyatakan bersedia
melunasinya, maka rekening piutangnya akan diaktifkan kembali dengan jurnal
sebagai berikut:
Piutang Dagang xxx
Cadangan Kerugian
Piutang xxx
Jika Debitur yang piutangnya sudah dihapuskan, melunasinya utangnya, maka
dibuat jurnal sebagai berikut:
Kas xxx
Piutang Dagang
xxx
Demikianlah pembahasan pencatatan penghapusan piutang dengan metode
langsung dan metode tidak langsung, untuk meringkas perbedaan diantara
kedua metode tersebut pahamilah tabel berikut ini:
Deskripsi Piutang Wesel (Notes
Receivable)
Piutang Wesel dalam Akuntansi diartikan sebagai janji
tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar
sejumlah tertentu pada tanggal tertentu. Wesel dibedakan menjadi dua macam
yaitu wesel berbungga dan wesel tidak berbungga. Wesel berbungga adalah
wesel yang mempunyai tingkat bunga yang sudah ditetapkan sedangkan wesel tanpa
bunga adalah wesel yang bunganya sudah termasuk di dalam jumlah nominalnya,
sehingga bunga tidak dinyatakan secara eksplisit. Wesel dapat dijual kepada
pihak lain, seperti bank, tetapi ada juga yang tidak bisa dijual. Kebutuhan kas
segera dapat dipenuhi dengan meminjam uang ke Bank atau lembaga lain
dengan jaminan (mendiskontokan) wesel tagih. Pendiskontoan wesel akan dilakukan
sebelum jatuh tempo. Untuk memperjelas tentang diskripsi piutang wesel
perhatikan ilustrasi berikut ini:
Pada tanggal 5 mei 2011, PD Suka makmur menjual barang dangan secara kredit
kepada toko Aulia Rp 2.500.000 yang harus dilunasi tanggal 5 Juni 2011. Tanggal
15 Mei 2011 PD Suka Makmur memerlukan uang, maka untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut dibuat surat kepada toko Aulia seperti berikut ini :
Dalam kasus diatas, jika yang membuat perjanjian tersebut toko Aulia, maka
dinamakan Promes.
Contoh Promes:
Contoh Promes:
Keterangan:
a. Tanggal 15 Mei 2011 disebut tanggal penaikan wesel
b. Tanggal 5 Juni 2011 disebut tanggal jatuh tempo
c. PD Suka Makmur dinamakan penarik wesel
d. Toko Aulia, yang mempunyai kewajiban membayar disebut Akseptor.
e. Jika wesel didiskontokan ke Bank, maka bank disebut pemegang wesel.
Baik wesel maupun promes, setelah ditandatangani dan di aksep (diterima) oleh pembuatna, dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atau diperjual belikan. Pada wesel maupun promes, bagi yang berpiutang (kreditur) dicatat dalam rekening piutang wesel ( notes Receivable) sedangkan bagi yang berutang (debitur) dicatat dalam rekening utang wesel (notes payable)
a. Tanggal 15 Mei 2011 disebut tanggal penaikan wesel
b. Tanggal 5 Juni 2011 disebut tanggal jatuh tempo
c. PD Suka Makmur dinamakan penarik wesel
d. Toko Aulia, yang mempunyai kewajiban membayar disebut Akseptor.
e. Jika wesel didiskontokan ke Bank, maka bank disebut pemegang wesel.
Baik wesel maupun promes, setelah ditandatangani dan di aksep (diterima) oleh pembuatna, dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atau diperjual belikan. Pada wesel maupun promes, bagi yang berpiutang (kreditur) dicatat dalam rekening piutang wesel ( notes Receivable) sedangkan bagi yang berutang (debitur) dicatat dalam rekening utang wesel (notes payable)
Pencatatan Piutang wesel sesuai
prosedur Akuntansi
Piutang
wesel akan
dicatat sebesar nilai sekarang (present value) dari arus kas masa depan
yang diharapkan diterima. Nilai sekarang wesel jangka pendek umumnya tidak
berbeda dengan nilai jatuh temponya (jika ada selisih jumlahnya tidak
material), sehingga untuk wesel jangka pendek umumnya akan dicatat sebesar
nilai nominalnya. Piutang wesel jangka panjang dinilai sekarang atau lebih awal
dengan tingkat bunga pasar yang berlaku pada saat wesel diterbitkan. jika
tingkat bunga yang ditetapkan untuk piutang wesel sama dengan tingkat bunga
pasar, maka wesel tersebut terjual sebesar nilai nominalnya, tetapi jika
tingkat bunga wesel yang ditetapkan tidak sama dengan tingkat bunga pasar, maka
piutang wesel tersebut akan terjual dengan nilai yang berbeda dengan nilai
nominalnya. Perbedaan antara nilai nominal dengan nilai sekarang arus kas yang
diterima disebut agio atau disagio.
Metode Penentuan kerugian piutang
Penentuan
kerugian piutang dapat dilakukan dengan menerapkam tiga metode yaitu sebagai
berikut:
Penentuan taksiran kerugian piutang berdasarkan jumlah
penjualan( pendekatan laba-rugi)
Kerugian
piutng dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Mengingat bahwa
timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan kredit, maka sebaiknya kerugian
piutang dihitung berdasarkan penjualan kredit. Tetapi pada praktiknya, dapat
pula dihitung dari jumlah penjualan kredit maupun tunai (penjualan bersih).
Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan
dikalikan persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara
membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan
selama periode yang bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan
mempertimbangkan kemungkinan di masa yang akan datang.
Contoh soal:
Pada buku besar PD Ingin jaya tanggal 31 desember 2011 terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang saldo Rp 250.000.000
112.1 Cadangan kerugian piutang, saldo kredit Rp 2.000.000
411 Penjualan saldo Rp 1.500.000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 0,5% dari total penjualan.Berapa taksiran kerugian piutang? dan bagaimana jurnal yang dibuat?
Pembahasan:
Berdasarkan data tersebut, besarnya taksiran kerugian piutang yaitu:
0,5% x 1.500.000.000 = 7.500.000
Jurnal yang dibuat tanggal 31 desember 2011 (jurnal penyesuaian) adalah sebagai berikut:
Beban Kerugian Piutang 7.500.000
Cadangan Kerugian Piutang 7.500.000
Pada buku besar akun cadangan kerugian piutang, akan tampak seperti dibawah ini:
Contoh soal:
Pada buku besar PD Ingin jaya tanggal 31 desember 2011 terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang saldo Rp 250.000.000
112.1 Cadangan kerugian piutang, saldo kredit Rp 2.000.000
411 Penjualan saldo Rp 1.500.000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 0,5% dari total penjualan.Berapa taksiran kerugian piutang? dan bagaimana jurnal yang dibuat?
Pembahasan:
Berdasarkan data tersebut, besarnya taksiran kerugian piutang yaitu:
0,5% x 1.500.000.000 = 7.500.000
Jurnal yang dibuat tanggal 31 desember 2011 (jurnal penyesuaian) adalah sebagai berikut:
Beban Kerugian Piutang 7.500.000
Cadangan Kerugian Piutang 7.500.000
Pada buku besar akun cadangan kerugian piutang, akan tampak seperti dibawah ini:
Penentuan Taksiran kerugian piutang berdasarkan saldo
piutang (Pendekatan Neraca)
Kerugian
piutang dihitung berdasarkan saldo piutang dengan cara menyisihkan piutang tak
tertagih/cadangan:
1. dinaikan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
2. Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang
3. Dihitung berdasarkan analisis umur piutang
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar jumlahnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
a) Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan ( matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan.
b) Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.
c) Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan.
d) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.
e) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.
Contoh soal:
(Jika cadangan kerugian piutang bersaldo kredit)
Pada buku besar PD Latanza tanggal 31 Desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang 250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo kredit 2000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000 = 5000.000
Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang = 2000.000 -
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 3000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang 3000.000
Cadangan Kerugian Piutang 3000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
1. dinaikan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
2. Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang
3. Dihitung berdasarkan analisis umur piutang
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar jumlahnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
a) Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan ( matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan.
b) Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.
c) Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan.
d) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.
e) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.
Contoh soal:
(Jika cadangan kerugian piutang bersaldo kredit)
Pada buku besar PD Latanza tanggal 31 Desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang 250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo kredit 2000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000 = 5000.000
Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang = 2000.000 -
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 3000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang 3000.000
Cadangan Kerugian Piutang 3000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Contoh soal:
(Jika cadangan kerugian piutang bersaldo debet)
Pada buku besar PD latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang 250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang, saldo debet 2000.000
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011.
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000 = 5000.000
Saldo debet akun cadangan kerugian piutang = 2000.000 +
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 7.000.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang 7000.000
Cadangan Kerugian Piutang 7000.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Penentuan taksiran Kerugian Piutang berdasarkan
analisis umur piutang
Piutang dagang dikelompokan menjadi
piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang telah jatuh tempo.
Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan lamanya tunggakan. Berdasarkan persentase taksiran kerugian
piutang ditetapkan berdasarkaniap usia tiap kelompok.
Contoh:
Pada Buku Besar PD Latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang 250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang 2000.000
Rincian Nama Debitur adalah sebagai berikut:
Toko mataram Jumlah 61.000.000 Tanggal jatuh tempo 15 November 2011
Toko Thamrin Jumlah 64.000.000 Tanggal Jatuh Tempo 10 Oktober 2011
Toko Damai Jumlah 63.000.000 Tanggal jatuh tempo 25 Desember 2011
Toko Lancar Jumlah 62.000.000 Tanggal Jatuh Tempo 4 Januari 2011
Persentase kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut:
Kelompok Piutang Persentase kerugian
Belum Jatuh tempo 2%
Lewat Jatuh tempo 1-30 hari 5%
Lewat Jatuh tempo 31-60 hari 10%
Lewat Jatuh tempo 61-90 hari 15%
Lewat Jatuh tempo > 90 hari 20%
Berdasarkan data tersebut dibuat analisis umur piutang sebagai berikut:
Contoh:
Pada Buku Besar PD Latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112 Piutang dagang 250.000.000
112.1 Cadangan Kerugian piutang 2000.000
Rincian Nama Debitur adalah sebagai berikut:
Toko mataram Jumlah 61.000.000 Tanggal jatuh tempo 15 November 2011
Toko Thamrin Jumlah 64.000.000 Tanggal Jatuh Tempo 10 Oktober 2011
Toko Damai Jumlah 63.000.000 Tanggal jatuh tempo 25 Desember 2011
Toko Lancar Jumlah 62.000.000 Tanggal Jatuh Tempo 4 Januari 2011
Persentase kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut:
Kelompok Piutang Persentase kerugian
Belum Jatuh tempo 2%
Lewat Jatuh tempo 1-30 hari 5%
Lewat Jatuh tempo 31-60 hari 10%
Lewat Jatuh tempo 61-90 hari 15%
Lewat Jatuh tempo > 90 hari 20%
Berdasarkan data tersebut dibuat analisis umur piutang sebagai berikut:
Berdasarkan analisis umur Piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun 2011 sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:
Taksiran kerugian piutang = 29.490.000
Cadangan Kerugian piutang = 2.000.000-
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011 = 27.490.000
Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2011
Beban Kerugian Piutang 27.490.000
Cadangan Kerugian Piutang 27.490.000
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Perhitungan dan Pencatatan
Diskonto Piutang Wesel
erhitungan
diskonto piutang wesel tidak berbunga
Rumus:
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel tanpa bunga maka,
perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Rp 300.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 300.000 x 10% x 36/360
= Rp 3000
Uang yang diterima = Rp 300.000 - Rp 3000
= Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas Rp 297.000
Biaya Bunga Rp 3000
Piutang Wesel Rp 300.000
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Rp 300.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 300.000 x 10% x 36/360
= Rp 3000
Uang yang diterima = Rp 300.000 - Rp 3000
= Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas Rp 297.000
Biaya Bunga Rp 3000
Piutang Wesel Rp 300.000
Perhitungan diskonto piutang wesel berbunga
Rumus:
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan piutang wesel berbunga maka, perusahaan
mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Nilai Nominal + Bunga
= 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
= Rp 306.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 306.000 x 10% x 36/360
= Rp 3060
Uang yang diterima = Rp 360.000 - Rp 3060
= Rp 302.940
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Nilai Nominal + Bunga
= 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
= Rp 306.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 306.000 x 10% x 36/360
= Rp 3060
Uang yang diterima = Rp 360.000 - Rp 3060
= Rp 302.940
Pencatatan
yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas Rp 302.940
Piutang Wesel Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 2.940
Piutang Wesel Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 2.940
Perhitungan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Rumus:
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan
piutang wesel tanpa bunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Rp 300.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 300.000 x 10% x 36/360
= Rp 3000
Uang yang diterima = Rp 300.000 - Rp 3000
= Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas Rp 297.000
Biaya Bunga Rp 3000
Piutang Wesel Rp 300.000
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Rp 300.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 300.000 x 10% x 36/360
= Rp 3000
Uang yang diterima = Rp 300.000 - Rp 3000
= Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas Rp 297.000
Biaya Bunga Rp 3000
Piutang Wesel Rp 300.000
Perhitungan diskonto piutang wesel berbunga
Rumus:
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan
piutang wesel berbunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih
- Mengkredit Piutang wesel sebesar
Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Nilai Nominal + Bunga
= 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
= Rp 306.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 306.000 x 10% x 36/360
= Rp 3060
Uang yang diterima = Rp 360.000 - Rp 3060
= Rp 302.940
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Nilai Nominal + Bunga
= 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
= Rp 306.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 306.000 x 10% x 36/360
= Rp 3060
Uang yang diterima = Rp 360.000 - Rp 3060
= Rp 302.940
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai
berikut:
Kas
Rp 302.940
Piutang Wesel Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 2.940
Piutang Wesel Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 2.940
Perhitungan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Rumus:
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Sebesar nilai Nominal wesel
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel tidak berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan
piutang wesel tanpa bunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Rp 300.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 300.000 x 10% x 36/360
= Rp 3000
Uang yang diterima = Rp 300.000 - Rp 3000
= Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas Rp 297.000
Biaya Bunga Rp 3000
Piutang Wesel Rp 300.000
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mendebet Biaya bunga sebesar nilai diskonto
- Mengkredit Piutang wesel sebesar Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut tidak berbunga.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Rp 300.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 300.000 x 10% x 36/360
= Rp 3000
Uang yang diterima = Rp 300.000 - Rp 3000
= Rp 297.000
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai berikut:
Kas Rp 297.000
Biaya Bunga Rp 3000
Piutang Wesel Rp 300.000
Perhitungan diskonto piutang wesel berbunga
Rumus:
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Diskonto = Nilai jatuh tempo x tarif x periode diskonto
Periode diskonto = Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Nilai Jatuh Tempo = Nilai Nominal wesel tagih + Bunga
Uang yang diterima = Nilai jatuh tempo - Diskonto
Pencatatan diskonto piutang wesel berbunga
Apabila perusahaan mendiskontokan
piutang wesel berbunga maka, perusahaan mencatatnya sebagai berikut:
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih
- Mendebit Kas sebesar nilai jatuh tempo dikurangi diskonto
- Mengkredit pendapatan bunga sebesar selisih Kas yang diterima dengan Nilai nominal wesel tagih
- Mengkredit Piutang wesel sebesar
Nilai nominal wesel tagih
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Nilai Nominal + Bunga
= 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
= Rp 306.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 306.000 x 10% x 36/360
= Rp 3060
Uang yang diterima = Rp 360.000 - Rp 3060
= Rp 302.940
Contoh soal:
PD UD Makmur mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 maret 2011, jangka waktu wesel 2 bulan, wesel tersebut berbunga sebesar 12% per tahun.Pada tanggal 25 maret 2011 wesel tersebut didiskonokan ke Bank BRI dan dipotong diskonto 10% per tahun. Dari ilustrasi tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan oleh UD Makmur!
Perhitungan:
Nilai jatuh tempo = Nilai Nominal + Bunga
= 300.000 + (12% x 2/12 x 300.000)
= Rp 306.000
Periode diskonto = Maret dihitung mulai tanggal 26 sampai 31, jadi ada 6 hari. April dihitung dari tanggal 1 sampai 30, dengan demikian total periode diskonto ada 6 + 30 = 36 hari.
Diskonto = 306.000 x 10% x 36/360
= Rp 3060
Uang yang diterima = Rp 360.000 - Rp 3060
= Rp 302.940
Pencatatan yang dibuat UD Makmur adalah sebagai
berikut:
Kas
Rp 302.940
Piutang Wesel Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 2.940
Piutang Wesel Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 2.940
penyusunan
rekonsiliasi bank dalam bentuk praktik yang
dilustrasikan dengan kondisi yang memerlukan adanya proses rekonsiliasi bank. Jika anda ingin memahami proses penyusunan
rekonsiliasi bank dengan benar, anda dapat membaca dan memahami ilustrasi
berikut ini, setelah anda membaca ilustrasi soal, anda dapat membaca dan
memahami pembahasan penyusunan rekonsiliasi bank yang terletak dibawah
ilustrasi tersebut. Berikut ini adalah ilustrasi soal:
Saldo Kas PT Prima sentosa menurut
catatan buku besar kas per 31 Agustus 2011 adalah sebesar Rp 65. 200. 000
sedangkan menurut rekening koran yang diterima dari bank sebesar Rp 78.400.000,
setelah diadakan pemeriksaan, penyebab perbedaan tersebut adalah:
1. Bank telah menagih piutang wesel
perusahaan nominal Rp 13.000.000 bunga Rp 1000.000 dan Bank membebani biaya
penagihan Rp 600.000
2. PT Prima sentosa tertanggal 30
Juli 2011 mengirim uang ke Bank Rp 6.000.000 belum tercatat dalam rekening
koran.
3. Perusahaan menerima pelunasan
piutang Rp 2.000.000 belum disetor ke Bank
4. Perusahaan menerima cek dari
debitur sebagai pelunasan utangnya Rp 2.000.000. Cek tersebut disetor ke Bank,
tetapi ditolak oleh bank karena tidak ada dananya.
5. Cek yang belum diuangkan Rp
12.000.000
6. Perusahaan mengeluarkan cek untuk
mengisi kas kecil Rp 2.000.000 tetapi oleh bagian akuntansi dicatat dalam
jurnal penerimaan kas.
7. Bank memberi jasa giro sebesar Rp
1.500.000 dan membebankan biaya administrasi Rp 400.000 Suatu potongan PPh atas
jasa giro Rp 300.000
8. Cek atas nama PT Aula sebesar Rp
3000.000 ternyata dicatat oleh bank sebagai pengurang saldo PT Prima Sentosa
dalam rekening koran yang diterima PT Prima Sentosa.
9. PT Prima Sentosa mengeluarkan cek
Rp 4.000.000 tetapi dicatat oleh bank dalam rekening PT Indomart, sehingga
tidak muncul dalam rekening koran yang diterima oleh PT Prima Sentosa.
Diminta:
Buatlah rekonsiliasi menurut saldo kas yang sebenarnya.
Pembahasan Rekonsiliasi Bank:
1. Hasil penagihan piutang wesel
oleh bank RP 13.000.000 dengan bunga Rp 1000.000 dan beban penagihan Rp 600.000
belum dicatat perusahaan. Sehingga saldo kas perusahaan belum termasuk hasil
penagihan RP 13.000.000 ditambah Rp 1000.000 dikurangi Rp 600.000, Oleh karena
itu saldo kas perusahaan harus ditambah Rp 14.000.000 dan dikurangi Rp 600.000
2. Setoran dalam proses Rp 6000.000.Setoran
ini belum diterima oleh bank saat penutupan rekening koran, sehingga saldo
rekening koran harus ditambah sebesar Rp 6000.000
3. Kas belum disetor Rp 2000.000.
Berarti saldo rekening koran belum Rp 2000.000, Sehingga saldo rekening koran
harus ditambah sebesar Rp 2000.000
4. Cek kosong Rp 2000.000 . Cek yang
disetor ke bank tidak ada dananya sehingga tidak menambah saldo rekening koran.
Hal ini sudah menambah saldo rekening perusahaan, sehingga dalam rekonsiliasi
bank, saldo perusahaan dikurangi Rp 2.000.000
5. Cek yang belum diuangkan Rp
12.000.000. Hal ini menunjukan saldo perusahaan sudah dikurangkan dengan
pengeluaran cek, tetapi saldo rekening koran belum dikurangkan karena cek
tersebut belum diuangkan. Sehingga dalam rekonsiliasi bank, saldo rekening
koran dikurangi Rp 12.000.000
6. Pengeluaran cek senilai Rp
2000.000 untuk mengisi kas kecil salah dicatat dalam penerimaan kas. Hal ini
seharusnya dicatat dalam pengeluaran kas Rp 2000.000 akan tetapi dalam catatan,
kas bertambah Rp 2000.000 sehingga dalam pembetulan saldo kas catatan
perusahaan harus dikurangi 2 kali dari pengeluaran yaitu sebesar Rp 4.000.000
7. Bank memberi jasa giro Rp
1.500.000 membebani biaya administrasi Rp 400.000 dan pajak penghasilan sebesar
Rp 300.000. Artinya dalam rekening koran sudah termasuk penambahan Rp 1.200.000
dan pengurangan Rp 400.000. Jumlah ini belum tercatat dalam catatan perusahaan,
sehingga dalam pembetulan catatan perusahaan harus ditambah Rp 1.200.000 dan
dikurangi Rp 400.000.
8. Koreksi kesalahan Rp 3000.000.
Cek atas nama PT Aula sebesar Rp 3000.000 dicatat sebagai pengurang dalam
rekening koran PT Prima sentosa, sehingga dalam rekonsiliasi bank saldo
rekening koran PT Prima sentosa ditambah Rp 3000.000
9. Koreksi kesalahan Rp 4000.000 cek
atas nama PT Prima sentosa sebesar Rp 4000.000tidak dicatat dalam rekening
koran PT Prima sentosa sehingga dalam rekonsiliasi bank saldo rekening koran PT
Prima sentosa dikurangi Rp 4000.000
Berdasarkan analisis diatas, maka
dapat dibuat rekonsiliasi bank menurut saldo kas yang sebenarnya sebagai
berikut:
PT PRIMA SENTOSA
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Agustus 2011
Saldo menurut
rekening koran per 31 Agustus 2011...................Rp 78.400.000
Ditanbah:
- Setoran kas dalam
perjalanan.............Rp 6000.000
- Kas yang belum disetor .....................Rp 2000.000
- Kesalahan pencatatan .......................Rp 3.000.000+
- Kas yang belum disetor .....................Rp 2000.000
- Kesalahan pencatatan .......................Rp 3.000.000+
Rp 11.000.000 +
Dikurangi:
- Cek yang masih
beredar ..................Rp 12.000.000
- Kesalahan
Pencatatan .....................Rp 4.000.000 +
Rp 16.000.000 -
Saldo yang Benar.....................................................................Rp
73.400.000
Saldo menurut
catatan perusahaan per 31 Agustus 2011..............Rp 65.200.000
Ditambah:
- Penerimaan
Piutang .....................Rp 13.000.000
- Pendapatan Bunga
.......................Rp 1.000.000
- Jasa Giro
.....................................Rp 1.200.000 +
Rp 15.200.000 +
Rp 80.400.000
Dikurangi:
- Beban Penagihan
......................Rp 600.000
- Cek
Kosong................................Rp 2.000.000
- Kesalahan
Pencatatan................Rp 4.000.000
- Biaya
Administrasi Bank............Rp 400.000 +
Rp 7.000.000 -
Saldo yang
Benar.....................................................................Rp
73.400.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar